Suara.com – Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mego Pinandito mengatakan bakal rencana pengembangan energi nuklir di Indonesia ke depan, diperlukan dukungan naskah kebijakan terkait dengan ketenaganukliran dan suatu pedoman yang jelas.
“Secara khusus, dalam bidang energi nuklir, diperlukan suatu persiapan yang cukup dan dibutuhkan dukungan, baik dukungan kebijakan, sumber daya manusia, dan infrastruktur fasilitas, termasuk bagaimana memanfaatkan sumber daya alam Indonesia, yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar nuklir,” kata Mego di Jakarta, Senin (6/6/2022).
Ia mengatakan pengembangan energi nuklir di Indonesia memerlukan persiapan yang matang. Menurut dia, teknologi yang diinginkan yakni teknologi yang paling terbaru dengan efisiensi tinggi (high efficiency) dalam konteks konversi energi serta paling aman di seluruh dunia.
Mego menuturkan masa ini nuklir menjadi salah satu energi bersih pilihan dunia dengan adanya kebijakan global dalam perubahan iklim.
Baca Juga:
Hujan Terus, Sebagian Indonesia Diprakirakan Tak Alami Musim Kemarau di 2022
“Net Zero Emission (NZE) menjadi hal yang penting, sehingga dicari energi yang dapat meminimalisasi karbon, termasuk pengurangan pembakaran fosil dan memaksimalkan energi baru terbarukan, yang salah satunya opsi penggunaan tenaga nuklir harus dimulai,” ujarnya.
Pakar dan pemerhati nuklir Adiwardojo mengatakan bakal membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dibutuhkan banyak persiapan, termasuk kajian sistem energi nuklir.
“Kalau telah didukung dengan peraturan dan infrastruktur yang benar, bakal menjamin keberlanjutan, kita harus membuat suatu program kajian bakal itu,” tuturnya.
Menurut Adiwardojo, energi nuklir bukan pesaing energi lain, tetapi energi nuklir simbiosis dan sinergi dengan energi lain.
Ia menuturkan pembangunan PLTN tidak boleh dilakukan dengan tergesa-gesa, melainkan harus dengan pertimbangan yang matang dan panjang. Selain itu, harus terjamin dari ujung depan bahan bakarnya sampai pengelolaan limbah, tidak bermasalah, dan aman.
Baca Juga:
BRIN: Banjir Rob Ekstrem di Semarang Dipicu Angin Kencang di Laut
Adiwardojo mengatakan bakal mempercepat proses persiapan pembangunan PLTN, perlu dibentuk organisasi pelaksana program energi nuklir (OPPEN) bakal penguatan posisi nasional. Itu akan mendukung peta jalan menuju NZE, dan demi menjaga keamanan pasokan listrik dalam negeri.