Suara.com – Sebuah penelitian dari Technical University of Darmstadt, Jerman, mengungkapkan kalau iPhone Apple jadi ponsel paling rentan diretas (hack) masa dalam kondisi mati (tidak beroperasi).
Alasannya, teknologi wireless masih bekerja tengah iPhone dalam keadaan mati.
Kala iPhone dimatikan, sebagian chip nirkabel seperti Bluetooth, Near Field Communications (NFC), dan Ultra Wideband (UWB) tetap berjalan hingga 24 jam.
Kemudian Apple juga memiliki fitur Find My buat membantu menemukan perangkat seandainya hilang atau dicuri.
Baca Juga:
5 Rekomendasi Tempered Glass iPhone Demi Perlindungan Maksimal
Ini juga menyediakan akses ke berbagai aset seperti kartu kredit, kartu pelajar, hingga kunci digital.
Sayangnya fitur ini seperti pisau bermata dua lantaran chip nirkabel itu memiliki akses langsung ke elemen keamanan.
![Ilustrasi NFC. [Envato]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/02/20/38986-ilustrasi-nfc.jpg)
Dengan kata lain, ini berpotensi dimanfaatkan hacker buat memasang malware di iPhone, bahkan masa sistem iOS tak berjalan.
Chip nirkabel ini juga tetap aktif meski dalam Low Power Mode (LPM). Namun, dukungan LPM ini diimplementasikan pada tingkat hardware.
Artinya, celah ini tidak dapat diperbaiki secara mudah hanya dengan update software, sebagaimana diungkap Gizmochina, Kami (26/5/2022).
Baca Juga:
Pengembangan iPhone 14 Terganjal Lockdown di China
Para peneliti kemudian melakukan analisis keamanan fitur LPM yang diperkenalkan dengan iOS 15.